}

Selamat datang di Kamus-Automotifzone, Blog ini menyajikan istilah-istilah dan artikel tentang otomotif yang dibuat dalam bentuk artikel kamus otomotif.

T1/28/2016

Kamus Otomotif E

Indeks E

EBD
Kepanjangan dari Electronic Brake Distribution. EBD adalah fitur safty riding pada sistem pengereman yang berfungsi menghindari terkuncinya keempat roda mobil ketika mengerem secara mendadak.

Ebonit Tensioner
Adalah komponen yang dapat disetel untuk mengatur tegangan pada sabuk atau rantai penggerak.

EBV
Kepanjangan dari Electronic Controlled Brake Distributor adalah  unit pengontrol pada sistem rem agar tidak terjadi lock atau mengunci saat pengereman dan saat menikung akan terjadi brake assist.

Econodrive
Adalah indikator sebagai pencatat pemakaian bahan bakar. Sehingga si pengemudi dapat menghemat bahan bakar.

EEC
Evaporatif Emmision Control adalah Sistem Pengontrol Emisi Evaporatif dipasang untuk kendaraan berbahan bakar bensin.

E-Gas
Pedal Gas yang diatur secara elektronis dan diterapkan di Porsche 911 Carrera 4. Penerapannya adalah penggunaan sensor -di pedalyang mengirimkan sinyal ke komputer. Tugas komputer-lah yang memproses sinyal itu ke throttle akselerator sesuai dengan keinginan si pengemudi. E-gas ini juga membantu penghematan bahan bakar karena penggunaannya di atur se-efektif dan se-efisien mungkin. Ini juga mengurangi emisi gas buang.

Elektrolit
Asam sulfur dan larutan air dalam baterei mobil yang memproduksi listrik.

Electrocat Diesel Particular Filter (DPF)
Teknologi dari Inggris untuk menyaring gas buang pada kendaraan bermesin diesel agar lebih ramah lingkungan. Emisi gas buang rendah namun tetap irit. DPF dapat  eroperasi pada suhu rendah dan membersihkan sendiri gas buang tanpa bantuan  additif. DPF juga tidak terpengaruh dengan besarnya kadar belerang di solar. DPF  menggunakan filter plasma untuk membersihkan segala bentuk partikel karbon  termasuk ultrafine. DPF juga menghilangkan segala bentuk gas hidrokarbon termasuk gas-gas yang diduga bersifat karsinogenik (penyebab kanker).

DPF dikembangkan dengan teknologi elektrokat memakai gas plasma. Gas ini telah mengalami ionisasi dengan arus  listrik ketika menembus saringan. Reaksi kimia  tersebut berlangsung di suhu rendah dimana emisi gas buang potensial terjadi lebih besar.  Penyaringan gas beracun dapat dilakukan tanpa bantuan konverter katalitik.



Electronic Control Unit (ECU)
Merupakan suatu perangkat elektronik yang terorganisir. Bisa menerima dan memberi sinyal listrik pada semua kendaraan yang menggunakan sistem EFI (Electronik Fuel Injection) atau MPI (Multi Point Injection). ECU menggunakan sistem bahasa komputer dan berguna untuk menyimpan data-data kerusakan sensor (trouble shooting) pada sistem memorinya. Kegunaan ECU pada kendaraan untuk menghitung beberapa banyaknya campuran BBM dan sistem pengapian. ECU juga dapat untuk mendeteksi: Pengapian (3 sensor), BBM (2 sensor), Udara (2 sensor), Teknik pendinginan pada idle
switch dan kompresor, Coolant (2 sensor), Rpm (takometer), Airbag dan ABS. Masa pakai ECU antara 8-12 tahun.

Electronic Fuel Injection (EFI)
Sistem yang dikendalikan komputer, yang menginjeksi bahan bakar langsung ke dalam
ruang bakar. Waktu penyemprotan dan banyaknya pasokan bensin diatur komputer. Lebih efisien karena pasokan bahan bakarnya presisi.

Electronic Traction Control (ETC) 
Menggantikan peran differential lock. Pada prinsipnya menjaga agar keempat roda tetap menapak di segala medan. Contohnya saat mendaki bukit dengan trek kering plus kerikil, satu saat ada kemungkinan ban memutar di tempat. Kalau ETC diaktifkan,  sensor mengalihkan konsentrasi traksi ke ban yang menjejak mantap. Sementara yang spin dikurangi sehingga mobil tetap melaju. Sistem ini terdapat pada Land Rover Discovery II.

Electronically Controlled Air Suspension (ECAS)
Teknologi suspensi udara yang diatur secara elektronis terdiri dari rangkaian  kompresor, penjaga kelembapan udara, elektronik control unit, katup solenoid dan dudukan pemegangnya yang dipasang persis di balik kedua roda belakang. ECAS diproduksi oleh WABCONorth America. Cara kerjanya sepasang sensor di belakang memonitor sudut bodi dan sasis. Begitu ada pergeseran dari normal, antara kiri-kanan atau depan belakang, unit control segera memerintahkan kompresor bekerja. Udara dipompakan ke salah satu dari dua buah kantong yang menggantikan per keong di lengan suspensi belakang. Jika kelebihan beban, secara otomatis suspensi akan mogok bekerja. ECAS juga dapat digunakan untuk memompa ban.

Electromotoren
Adalah motor yang dapat hidup karena mendapatkan aliran listrik.

Electric Diesel Injection Control (EDIC)
Berfungsi untuk memudahkan dalam menghidupkan dan mematikan mesin melalui kunci kontak pada mesin diesel. 

Emmisimeter
Untuk menghitung emisivitas kaca film guna menentukan nilai insulasi film (U-value). 

ENCS
Exhaust Noise Control System, alat baru yang ditanamkan dalam Lamborghini Diablo 6.0 untuk bekerja mengatur level modulasi kebisingan pada kecepatan mesin yang berbeda. Alat yang bersifat variable geometris ini berfungsi berdasarkan input elektronis

Engine Analyzer
Alat untuk menganalisis kerusakan mobil yang mempunyai sistem pasokan bahan bakar elektronik untuk mobil dengan sistem ECU (Electronic Control Unit). Analisis yang dilakukan bersifat menyeluruh sehingga semua sensor dalam mobil dapat terdeteksi. Adapun yang dapat dideteksi adalah waktu pengapian, air bag, sistem rem ABS, jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.

Engine Immobilizer
Perangkat keamanan berupa ID code yang tersimpan dalam kunci kontak dan terkoneksi ke ignition system. Bila kodenya pas, maka immobilizer akan non aktif dan mesin hidup.

Engine knock sensor
Tehnologi ini ada di mobil Jaguar. Fungsinya adalah memantau apakah ada gejala ngelitik atau tidak. 

Engsel peluru
Peluru dan soket yang digunakan sebagai sambungan dalam lengan kemudi, sama seperti sendi pada tubuh manusia.

Ergonomis
Bisa dijangkau dengan mudah 

ESP
Electronic Stability Program, anti over steer & under steer. Teknologi suspensi Mercedes Benz. Basic cara kerjanya adalah mengontrol laju pengendaraan dengan secara selektif memberikan pengereman pada roda yang paling membutuhkan. Dalam kondisi jalan lurus, kendaraan pun melaju lurus di permukaan jalan rata, maka pengereman terpusat pada keempat roda secara bersamaan. Namun jika jalan berbelok atau mobil melaju berbelok atau kondisi jalan tidak rata. Maka beban pengereman tidaklah terpusat pada ke empat roda secara merata. ESP mengatur pengereman sedemikian rupa agar mobil tidak kehilangan kendali sekalipun pengereman tiba-tiba sewaktu berbelok disertai kecepatan tinggi. 

ESP bekerja dengan sensor elektronis (48 kilobyte) yang keseluruhannya mengontrol akselerasi, pengereman di berbagai jenis kondisi jalanan, mengontrol putaran masingmasing roda, menurunkan rpm untuk pada kondisi tertentu untuk menghindari selip.  istem ini akan bekerja secara terpadu dengan Anti-locking Brake System (ABS),  Acceleration Slip Regulation (ASR), Engine Brake Regulation (EBR) dan Electronic Control Unit (ECU) dari mesin dan transmisi. Jika terjadi kondisi kritis, sensor ESP di seluruh mobil memberi sinyal untuk mengontrol seluruh sistem. Efeknya, bila terjadi oversteer atau understeer di tikungan, ESP merekam karakter kendaraan dan mengontrol tekanan rem pada setiap roda secara selektif. 

Exhaust manifold
Saluran yang menghubungkan kepala silinder dengan saluran buangan gas sisa pembakaran. 

Exhaust gas outflow
saluran keluar gas buang

Exhaust gas admission
jalan masuk gas buang

Exhaust gas temperature gauge
Pengukur suhu yang bersensor di manifold. Alat ini juga dilengkapi lampu indikasi mirip takometer yang nyala bila terjadi perubahan suhu. Bila ada perubahan suhu, manajemen mesin perlu ditinjau kembali.

Exhaust pipe
pipa gas buang Exterior Airbag Kantung udara yang didesain di eksterior oleh Ford Amerika tujuannya untuk menyelamatkan atau mengurangi cedera yang lebih parah ketika pejalan kaki tertabrak.

Dunia Otomotif Zone
Dunia Otomotif Zone Updated at: 1/28/2016
Dunia Otomotif Zone
Dunia Otomotif Zone Updated at: 1/28/2016

No comments:

Post a Comment